Minggu, 29 Maret 2015

Home (2015)




   Seperti rivalnya, Pixar, Dreamworks pun juga mengalami masa-masa paceklik ide, masa-masa di mana para kreatornya seperti tengah kehabisan pasokan kreativitas untuk membuat sesuatu yang baru dan besar. 

 Kecuali sekuel How to Train Your Dragon, sejak tiga tahun ini tidak ada rilisan animasi Dreamworks yang benar-benar bisa meninggalkan kesan mendalam, kebanyakan dari mereka seperti menjadi sajian kartun 3D medioker yang hanya sekadar lalu-lalang demi menjaga eksistensi dan pemasukan kas dari studio animasi yang bermarkas di Glendale, California itu. Dan Home adalah salahs satu contoh yang bisa dengan mudah kamu masukan dalam kategor animasi lalu-lalang. Meminjam cerita dari buku anak-anak The True Meaning of Smekday milik Adam Rex, Home bercerita tentang invasi ras alien Boov pimpinan Captain Smek (Steve Martin) ke bumi sekaligus bersembunyi dari kejaran musuh abadi mereka. Di bumi, para Boov merelokasi manusia-manusia ke tempat khusus, menjadikan hampir seluruh tempat di bumi sebagai rumah baru mereka. 

     Dan baru saja warga Boov merasa senang dan tenang menikmati rumah baru mereka, salah satu dari mereka, Oh (Jim Parsons), alien yang sangat tidak populer harus melarikan diri setelah sebelumnya membuat kesalahan fatal yang mengacam eksitensi kaumnya. Dalam pelariannya ia lalu bertemu Tip (Rihanna), gadis remaja yang juga satu-satunya manusia bumi yang tertinggal yang kemudian meminta bantuannya untuk mencari sang ibu (Jennifer Lopez). Sangat mudah membuat animasi yang tujuannya sekedar untuk menghibur penonton-penonton muda, khususnya buat mereka yang berusia 10 tahun ke bawah. Berikan saja visual penuh warna, karakter-karakter lucu bersama humor-humor slapstick, kalau perlu tambahkan juga efek 3D, maka niscaya kamu akan memuaskan mereka. Tetapi animasi yang bisa dibilang berkualitas itu juga harus bisa memuaskan para lapisan umur yang lebih dewasa, masalahnya Home bisa dibilang gagal memenuhi krietria penting ini. 

      Sebagai sebuah studio animasi berskala raksasa, tentu saja kita tidak pernah meremehkan kualitas teknis kartun-kartun 3D produksi Dreamworks, bahkan rilisan mereka yang terburuk pun punya kelas animasi yang tetap bisa memanjakan mata dan Home sebenarnya bisa saja punya potensi menjadi salah satu jagoan baru Dreamworks dengan premisyang ditawarkannya plus dukungan sutradara Tim Johnson yang sudah bolak-balik menelurkan banyak animasi Dreamworks macam Antz, Sinbad: Legend of the Seven Seas dan Over The Hedge, belum lagi saya menyebut deretan pengisi suaranya yang menghadirkan banyak nama-nama beken macam dua diva pop Amerika, RIhanna dan Jennifer Lopez sampai komedian senior Steve Martin. Jadi kenapa dengan materi teknis semenjanjikan itu Home malah tampil melempem? Pertama, melihat deretan animasi-animasi besutan Johnson, tentu saja ada rasa pesimis akan keberhasilan Home menjadi kartun yang bagus. Antz, Sinbad: Legend of the Seven Seas dan Over The Hedge jelas bukan termasuk dalam animasi ‘panas’ Dreamworks, malah bisa dibilang secara kualitas mereka termasuk kelas medioker dibandingkan franchise besar Dreamworks lain macam Shrek, Kung-Fu Panda dan How to Train Your Dragon. Dan apa yang terjadi di Home semakin memperkuat posisi Johnson sebagai sutradara animasi ‘kelas dua-nya’ Dreamworks. Johnson lagi-lagi gagal menghadirkan sesuatu yang spesial, termasuk desian karakternya untuk bisa tinggal lama di ingatan penontonnya. Narasinya terlalu generik, meskipun punya premis menarik yang meliputi petualangan intergalaksi, namun materinya sendiri terasa terlalu dipanjang-panjangkan untuk ukuran film dengan durasi 94 menit. Home dengan mudah menjadi membosankan dalam perjalannya menuju akhir. Sementara humor-humornya sebagian besar diisi komedi slapstick tidak bekerja maksimal, ya, meskipun harus diakui ia masih menyimpan satu-dua momen lucu. Karakter-karakternya gagal mengundang simpati, misal seperti Oh yang malah terlihat annoying ketimbang lucu dengan segala tingkah lakunya yang kelewat bodoh. Sementara presentasi animasinya sendiri meskipun dipenuhi taburan warna-warni dan banyak efek memanjakan mata, tidak ada sesuatu yang kelewat spektakuler, tidak ada momen mendebarkan tidak ada kaitan emosi kuat, semuanya nyaris berjalan lurus seperti jalan tol. Tidak peduli kamu memasang nama sebesar RIhanna dan Jennifer Lopwz di balik tokoh-tokoh pentingnya, dengan kualitas macam ini Home tidak pernah bisa beranjak dari suguhan animasi kelas menengah yang fungsinya hanya sekedar memberi hiburan instan tanpa bisa meninggalkan kesan yang bertahan lama.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More