Minggu, 29 Maret 2015

Kapan Kawin? (2015)

     “Kapan Kawin?” Mungkin bisa dimasukan ke dalam kategori pertanyaan paling annoying sepanjang masa, satu level menyebalkannya dengan pertanyaan-pertanyaan lain macam, “Kapan punya anak?”, “Kapan lulus?”, “Kapan kerja?” dan “Kapan bayar utang, woi!?”.  

Ya, terdengar simpel, mengelitik dan kental aroma basa-basi, tetapi pertanyaan “Kapan Kawin?” yang biasa terlontar dalam acara kumpul-kumpul keluarga atau reuni sekolah itu kenyataannya bisa sangat menusuk tajam ke hati dan menganggu pikiran terutama buat para jomblowan dan jomblowati sejati yang sudah memasuki usia ‘kadaluarsa’ untuk membina hubungan rumah tangga, seperti yang dialami oleh Dinda alias Didi (Adina Wirasti). Jangan salah, Didi itu bisa dibilang perempuan yang nyaris sempurna. Ia cantik, cerdas dan punya karier bagus dalam pekerjaannya sebagai general manager di salah satu hotel bintang lima Jakarta. Tetapi sampai usianya yang telah menginjak ke-33 tahun Didi masih betah sendiri, situasi yang pastinya membuat orangtuanya; Gatot (Adi Kurdi) dan Dewi (Ivanka Suwandi) gusar karena putri bungsunya yang mulai beranjak ‘tua’ tidak laku-laku. Bosan dan lelah ‘diteror’ terus menerus oleh ayah-ibunya, Dinda yang putus asa mengambil jalan ekstrem yakni menyewa jasa Satrio (Reza Rahadian), aktor idelis untuk pura-pura dijadikan kekasihnya di acara ulang tahun perkawinan orangtuanya di Jogja.
 
Produser Robert Ronny (Hattrick, Dilema) bersama rumah produksi Legacy Pictures miliknya sepertinya tahu benar memanfaatkan fenomena sosial “Kapan Kawin?” untuk dibuatkan ke dalam versi film, termasuk dengan tetap memasang pertanyaan ‘kejam’ itu sebagai judulnya. Ya, mungkin judulnya terdengar norak dan untuk ukuran film Indonesia, judul norak seperti ini sudah memberi ‘peringatan’ tersendiri buat para penontonnya yang sudah antipati dengan kualitas-kualitas komedi lokal yang lebih banyak ‘garing-nya’. Tentu saja ada kecemasan, dan itu wajar, tetapi melihat tralier-nya yang cukup meyakinkan terlebih melihat jajaran cast kelas satu-nya, Kapan Kawin? jelas pantas diberikan kesempatan untuk membuktikan dirinya punya kualitas. Tantangan berat yang ternyata berhasil dibayar setimpal.

Saya menikmati setiap menit Kapan Kawin?. Sebelumnya sempat ada kekhwatiran ketika melihat traliernya yang seperti membocorkan terlalu banyak, ternyata di lapangan, Ody C. Harahap (Punk in Love dan Kawin Kontrak)  selaku sutradara rupanya masih menyimpan banyak keasikan yang bisa ditawarkan Kapan Kawin?. Jujur, naskah yang juga digarap Ody C. Harahap bersama Monty Tiwa dan Robert Ronny sebenarnya tidak menawarkan hal baru. Meskipun berlandaskan premis menarik tentang salah satu fenomena sosial di masyarakat Indonesia, pakemnya tidak pernah berada terlalu jauh dari wilayah tentram dan nyaman komedi-komedi romantis, bahkan tanpa menjadi jenius kamu bakal tahu jika kedok Dinda dan Satrio bakal terbongkar habis, kemudian muncul kisah asmara romantis serta konflik yang membuat tone-nya menjadi serius sebelum semuanya ditutup dengan konklusi aman yang menyenangkan semua pihak.  Ya, jalur yang ditempuh Kapan Kawin? memang sudah terlihat jelas, bahkan jauh-jauh hari ketika sinopsis dan trailernya digulirkan pertama kali, tetapi bukan berarti dengan plot generiknya lantas Kapan Kawin? kehilangan pesonanya, tidak sama sekali. Sebaliknya, Ody C. Harahap tahu benar memanfaatkan narasi ringannya menjadi tontonan yang mengalir mulus dengan sangat menghibur, mencoba mengeksploitasi sisi kolot orang-orang tua jaman jebot dalam obesesi mereka mencari mantu dengan segala persyaratan ini-itu yang belum tentu sesuai dengan keinginan anak mereka menjadi parade humor-humor lucu pemicu tawa keras tanpa harus menjadi senorak judulnya.

Tidak mudah loh membuat sebuah komedi romantis yang masih terlihat menyegarkan dibalik formula komersilnya. Selain karena kepiawaian Ody C. Harahap mempresentasikannya racikan komedi dan romansaya dengan takaran pas, Kapan Kawin? juga banyak sekali terbantu oleh kinerja para pemainnya yang solid, malah bisa dibilang Kapan Kawin? bisa begitu memikat berkat digerakan oleh jagoan-jagoan hebatnya, baik yang berada di posisi karakter utama maupun pendukung seperti Adi Kurdi dan Ivanka Suwandi sebagai orangtua Dinda yang kolot sekaligus kocak luar biasa. Ada duet Adinia Wirasti dan Reza Rahadian yang tampil dengan chemistry luar biasa. Sekedar informasi ini adalah kali kedua Adinia Wirasti dan Reza Rahadian beradu akting pasca menjadi pasangan cek-cok di Jalan Pintas, salah satu segmen omnibus Jakarta Hati. Untuk kualitas aking keduanya jelas sudah tak terbantahkan lagi. Adinia Wirasti berhasil membawakan sosok Dinda yang cantik dan cerdas dengan segala kekuatan sekaligus kegalauannya sebagai sosok yang ingin membahagiakan orang lain termasuk orangtuanya tanpa meperdulikan kebahagiannya sendiri, “Kalau kamu mau bikin orang lain bahagia, kamu dulu yang harus bahagia.” kata Satrio kepadanya, Sementara Reza Rahyadian dengan sangat mudah menjadikan karakter nyentrik Satrio begitu disukai penontonnya. Kita bisa melihat bagaimana kualitas seorang Reza Rahyadian di sini, bagaimana improvisasi-improvisasi hebat yang dihadirkannya, tidak peduli semenyebalkan apapun karakternya, sejelek apapun filmnya, Reza Rahardian selalu bisa membuat perbedaan berarti, apalagi untuk kasus Kapan Kawin? yang punya notabene punya kualitas di atas rata-rata, Reza semakin memberi lebih banyak alasan mengapa komedi romantis ini wajib kamu tonton.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More