“Kapan Kawin?” Mungkin bisa dimasukan ke dalam kategori pertanyaan paling annoying sepanjang masa, satu level menyebalkannya dengan pertanyaan-pertanyaan lain macam, “Kapan punya anak?”, “Kapan lulus?”, “Kapan kerja?” dan “Kapan bayar utang, woi!?”.
Ya, terdengar simpel, mengelitik dan kental aroma basa-basi, tetapi pertanyaan “Kapan Kawin?” yang
biasa terlontar dalam acara kumpul-kumpul keluarga atau reuni
sekolah itu kenyataannya bisa sangat menusuk tajam ke hati dan menganggu
pikiran terutama buat para jomblowan dan jomblowati sejati yang sudah
memasuki usia ‘kadaluarsa’ untuk membina hubungan rumah tangga, seperti
yang dialami oleh Dinda alias Didi (Adina Wirasti). Jangan salah, Didi
itu bisa dibilang perempuan yang nyaris sempurna. Ia cantik, cerdas dan
punya karier bagus dalam pekerjaannya sebagai general manager di
salah satu hotel bintang lima Jakarta. Tetapi sampai usianya yang telah
menginjak ke-33 tahun Didi masih betah sendiri, situasi yang pastinya
membuat orangtuanya; Gatot (Adi Kurdi) dan Dewi (Ivanka Suwandi) gusar
karena putri bungsunya yang mulai beranjak ‘tua’ tidak laku-laku. Bosan
dan lelah ‘diteror’ terus menerus oleh ayah-ibunya, Dinda yang putus asa
mengambil jalan ekstrem yakni menyewa jasa Satrio (Reza Rahadian),
aktor idelis untuk pura-pura dijadikan kekasihnya di acara ulang tahun
perkawinan orangtuanya di Jogja.
Produser Robert Ronny (Hattrick, Dilema)
bersama rumah produksi Legacy Pictures miliknya sepertinya tahu benar
memanfaatkan fenomena sosial “Kapan Kawin?” untuk dibuatkan ke dalam
versi film, termasuk dengan tetap memasang pertanyaan ‘kejam’ itu
sebagai judulnya. Ya, mungkin judulnya terdengar norak dan untuk ukuran
film Indonesia, judul norak seperti ini sudah memberi ‘peringatan’
tersendiri buat para penontonnya yang sudah antipati dengan
kualitas-kualitas komedi lokal yang lebih banyak ‘garing-nya’. Tentu
saja ada kecemasan, dan itu wajar, tetapi melihat tralier-nya yang cukup
meyakinkan terlebih melihat jajaran cast kelas satu-nya, Kapan Kawin? jelas
pantas diberikan kesempatan untuk membuktikan dirinya punya kualitas.
Tantangan berat yang ternyata berhasil dibayar setimpal.
Saya menikmati setiap menit Kapan Kawin?. Sebelumnya
sempat ada kekhwatiran ketika melihat traliernya yang seperti
membocorkan terlalu banyak, ternyata di lapangan, Ody C. Harahap (Punk in Love dan Kawin Kontrak) selaku sutradara rupanya masih menyimpan banyak keasikan yang bisa ditawarkan Kapan Kawin?.
Jujur, naskah yang juga digarap Ody C. Harahap bersama Monty Tiwa dan
Robert Ronny sebenarnya tidak menawarkan hal baru. Meskipun berlandaskan
premis menarik tentang salah satu fenomena sosial di masyarakat
Indonesia, pakemnya tidak pernah berada terlalu jauh dari wilayah
tentram dan nyaman komedi-komedi romantis, bahkan tanpa menjadi jenius
kamu bakal tahu jika kedok Dinda dan Satrio bakal terbongkar habis,
kemudian muncul kisah asmara romantis serta konflik yang membuat tone-nya menjadi serius sebelum semuanya ditutup dengan konklusi aman yang menyenangkan semua pihak. Ya, jalur yang ditempuh Kapan Kawin? memang sudah
terlihat jelas, bahkan jauh-jauh hari ketika sinopsis dan trailernya
digulirkan pertama kali, tetapi bukan berarti dengan plot generiknya lantas Kapan Kawin? kehilangan
pesonanya, tidak sama sekali. Sebaliknya, Ody C. Harahap tahu
benar memanfaatkan narasi ringannya menjadi tontonan yang mengalir mulus
dengan sangat menghibur, mencoba mengeksploitasi sisi kolot orang-orang
tua jaman jebot dalam obesesi mereka mencari mantu dengan
segala persyaratan ini-itu yang belum tentu sesuai dengan keinginan anak
mereka menjadi parade humor-humor lucu pemicu tawa keras tanpa
harus menjadi senorak judulnya.
Tidak mudah loh membuat sebuah komedi
romantis yang masih terlihat menyegarkan dibalik formula komersilnya.
Selain karena kepiawaian Ody C. Harahap mempresentasikannya racikan
komedi dan romansaya dengan takaran pas, Kapan Kawin? juga banyak sekali terbantu oleh kinerja para pemainnya yang solid, malah bisa dibilang Kapan Kawin? bisa
begitu memikat berkat digerakan oleh jagoan-jagoan hebatnya, baik yang
berada di posisi karakter utama maupun pendukung seperti Adi Kurdi dan
Ivanka Suwandi sebagai orangtua Dinda yang kolot sekaligus kocak luar
biasa. Ada duet Adinia Wirasti dan Reza Rahadian yang tampil dengan chemistry
luar biasa. Sekedar informasi ini adalah kali kedua Adinia Wirasti dan
Reza Rahadian beradu akting pasca menjadi pasangan cek-cok di Jalan Pintas, salah satu segmen omnibus Jakarta Hati. Untuk
kualitas aking keduanya jelas sudah tak terbantahkan lagi. Adinia
Wirasti berhasil membawakan sosok Dinda yang cantik dan cerdas dengan
segala kekuatan sekaligus kegalauannya sebagai sosok yang ingin
membahagiakan orang lain termasuk orangtuanya tanpa meperdulikan
kebahagiannya sendiri, “Kalau kamu mau bikin orang lain bahagia, kamu dulu yang harus bahagia.”
kata Satrio kepadanya, Sementara Reza Rahyadian dengan sangat mudah
menjadikan karakter nyentrik Satrio begitu disukai penontonnya. Kita
bisa melihat bagaimana kualitas seorang Reza Rahyadian di sini,
bagaimana improvisasi-improvisasi hebat yang dihadirkannya, tidak peduli
semenyebalkan apapun karakternya, sejelek apapun filmnya, Reza
Rahardian selalu bisa membuat perbedaan berarti, apalagi untuk kasus Kapan Kawin?
yang punya notabene punya kualitas di atas rata-rata, Reza semakin
memberi lebih banyak alasan mengapa komedi romantis ini wajib kamu
tonton.
0 komentar:
Posting Komentar